Assalamualaikum
Semuaaa.. Gimana liburanya?
Kali ini
saya mau sharing buku yang udah saya baca, tentang Komunikasi.
Hmm.. kedengeranya simpel ya KOMUNIKASI, mudah diucapkan,kebayang tapi prakteknya? hehe
Kenapa saya tertarik review buku Komunikasi?
Karena
waktu saya kuliah S1 (which is sekitar 10 th yg lalu) saya seneng dengan
bahasan komunikasi dan manajemen sumber daya manusia (padahal saya mengambil
jurusan Akuntansi hehe)
Nah, Setelah
dipikir-pikir kayanya baca buku komunikasi dulu, karena praktek manajemen
sumberdaya manusia akan berjalan baik jika komunikasinya baik. Intinya semua
berawal dari Komunikasi, begitupun dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang
baik sangatlah dibutuhkan oleh kita, ya kan?
Ini buku
yang saya baca ya guys..
Judul Buku : Komunukasi Antar Pribadi (Perilaku Insani
Dalam Organisasi Pendidikan)
Penulis : Dr. Edi Harapan M.Pd dan Dr. H.
Syarwani Ahmad, M.M
Tebal buku : 192 halaman
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada Jakarta
Nah, Sebenarnya
teman saya (Hari) merekomendasikan buku Komunikasi dari Deddy Mulyana. Namun
sayangnya saya sudah mencari ke 3 toko buku gak nemu, akhirnya saya memutuskan
membeli buku ini. Btw, sedikit cerita tentang Hari, Hari ini teman SMA saya (IG @kanghari.mc), Hari kuliah
di jurusan Komunikasi, karir Hari
berawal dari pemandu acara di Saung
Angklung Udjo, sekarang Hari udah jadi MC profesional baik acara formal seperti
wedding, wisuda maupun acara informal. Sekarang saya jadi suka nanya-nanya ke Hari tentang Komunikasi. Buat
yang suka nge MC, Hari suka share tips2 menjadi MC, Silahkan mampir ke IG nya ya..
Baiklah,
kita lanjut ke pembahasan buku.. Saya akan
meresume poin-poin penting per BAB . Kita mulai ya Selamat membaca!
BAB 1 : Mengenal Komunikasi Antarpribadi
1. Istilah
komunikasi diadopsi dari bahasa Inggris yaitu communication. Istilah ini berasal dari bahasa latin communicare yang bermakna membagi
sesuatu dengan orang lain. Ada beberapa definisi komunikasi :
· Menurut Wikipedia (2009) komunikasi adalah proses saling bertukar opinoi atau informasi
secara lisan, tulisan, maupun isyarat.
· Menurut Nerrinhe’s mengartikan komunikasi adalah si pengirim
menyampaikan pesan yang diinginkan kepada si penerima dan menyebabkan
terjadinya tanggapan (respons) dari si penerima pesan sebagaimana yang
dikehendakinya.
Dari
penjelasan di atas maka penulis buku menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain melalui proses tertentu sehingga tercapai apa yang
dimaksudkan atau diinginkan oleh kedua belah pihak.
2. Komunikasi antarpribadi, adalah
suatu ‘tingkatan’ dari proses terjadinya komunikasi antar manusia. Sedangkan
komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dalam diri seorang tanpa melibatkan
orang lain, atau dapat disebut proses komunikasi dalam diri sendiri. Contohnya
seseorang bermain mata dengan patung, karena patung tsb tidak memberikan reaksi, maka kegiatan tersebut tidak dapat
dikatakan komunikasi antarpribadi.
3. Komunikasi kelompok adalah
komunikasi yang melibatkan lebih dari 2 orang.
4. Organisasi
menurut Cyril Sofer (2012) adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing
diberi peran tertentu dalam suatu sistem dan pembagian kerja, yang mana
pekerjaan diperinci menjadi tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam
beberapa bentuk hasil. Dapat saya simpulkan secara sederhana bahwa :
Organisasi : Perkumpulan Orang + Tugas =
HASIL
5. Untuk menyamakan
visi, misi dan tujuan dari orang-orang yang terlibat di dalam organisasi maka
dibutuhkan komunikasi dari orang-orang yang terlibat di dalam organisasi
tersebut. Tanpa adanya komunikasi yang berjalan efektif, maka sulit sekali
mencapai tujuan yang diinginkan semua pihak.
6. George
R.Terry (1993) menyatakan bahwa komunikasi merupakan cara untuk memudahkan
kegiatan manajemen, termasuk dalam hal ini manajemen pembelajaran.
7. Komunikasi Massa (mass communication) yaitu suatu jenis
komunikasi yang melibatkan orang banyak. Dalam komunikasi massa diperlukan
media massa a gar dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dengan jangkauan
yang lebih luas. Media yang dapat digunakan berupa surat kabar, koran, majalah,
TV, internet, facebook dsb.
BAB 2 : PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
PENDIDIKAN
1. Ada 5
Unsur-unsur dalam komunikasi :
·
Sumber (source)
·
Pesan (massage)
·
Saluran/media (channel)
·
Penerima (receiver)
·
Efek (effect)
Berikut penjelasan atas
unsur-unsur tersebut
è Sumber adalah pihak yang
berinisiatif atau berkebutuhan untu berkomunikasi. Pihak sumber memiliki
gagasan yang akan disampaikan kepada penerima. Gagasan diubah menjadi pesan
melalui proses encoding, yaitu proses merubah gagasan menjadi simbol-simbol
yang umum (kata, bahasa, tanda, gambar dst) sehingga bisa dipahami oleh si
penerima.
è Pesan
merupakan hal-hal yang bersifat verbal dan atau non verbal yang mewakili
perasaan , pikiran, keinginan atau maksud sumber tadi.
è Saluran media adalah alat
yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima
è Penerima adalah orang yang menerima pesn
dari sumber. Penerima pesan ini menerjemahkan simbol vetbal/non verbal yang ia
terima menjadi sebuah gagasan yang ia pahami. Proses tersebut dinamakan
decoding.
è Efek adalah apa yang terjadi pada
penerima setelah ia menerima pesan tersebut.
2. Proses
Komunikasi
Proses komunikasi dapat terjadi
bila sumber (komunikator) bermaksud
menyampaikan gagasan yang ingin
disampaikan kepada penerima dengan maksud tertentu. Untuk itu dia menerjemahkan
gagasan tersebut menjadi simbol-simbol
(proses encoding) yang selanjutnya disebut sebagai pesan.
Pesan tersebut disampaikan
melalui saluran (channel) tertentu
misalnya bertatap muka langsung, tlp, surat, dll.
Setelah pesan sampai pada
penerima, selanjutnya terjadi proses decoding,
yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu terjadilah respon.
BAB
3 : KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL
Secara umum komunikasi adalah
setiap bentuk prilaku seseorang baik verbal
(berupa kata-kata) maupun nonverbal (ekspresi)
1. Keterbatasan
komunikasi verbal.
Sebagai alat
komunikasi bahasa juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan bahsa meliputi : (1)
Keterbatasan jumlah kata, (2) kata-kata bersifat ambigu, (3) kata-kata yang
mengandung bias budaya. Contohnya awak untuk orang Minang adalah Saya,
sedangkan dalam bahasa melayu di Palembang dan Malaysia berarti kamu.
2. Komunikasi
non verbal
Adalah
komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal.
3. Klasifikasi
pesan nonverbal
·
Pesan kinestik : gerakan tubuh yang
mengandung arti. Pesan Kinestik terdiri dari 5 komponen yaitu
(1) Pesan fasial, yaitu menggunalan air/raut muka unguk menyampaikan
makna tertentu.
(2) Pesan gestural, yaitu menunjukan gerakan anggota badan untuk
mengomunikasikan berbagai makna.
(3) Pesan proksemik, disampaika melalui
jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban
dengan orang lain.
(4) Pesan artifaktual, diungkapkan melalui
penambilan tubuh, pakaian, kosmetik. Disini penulis buku memberi contoh seorang
wanita PSK. Ia berkomunikasi secara nonverbal melalui kostum, makeup, yang
digunakan untuk mengundang selera lawan jenis.
(5) Pesan paralinguistik, adalah pesan
nonverbal yang berhubungan dengan cara menyampaikan pesan verbal. Pesan
sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu
menerima dan menbedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan (emosi,
kasih sayang, bercanda, dsb)
4. Bahasa non
verbal patut menjadi perhatian pada saat komunikasi antarpribadi berlangsung.
Karena ucapan dan hati bisa berbeda, sehingga untuk melihat jawaban
sesungguhnya dari hasil komunikasi tsb kita juga harus melihat bahasa non
verbal.
BAB 4 : TAHAP DALAM KOMUNIKASI
1. Komunikasi
dapat terjadi antara minimal 2 orang. Kalau dua orang bertemu, maka pada saat
itu akan terjadi komunikasi. Semakin orang mau saling membicarakan tentang
perasaan yang ada dalam dirinya, semaki dalamlah tahap komunikasi yang terjadi.
Atas dasar kedalaman seperti ini, John Powell (staf CLC, 1985)membedakan komunikasi dalam 5 tahap :
(1)
Basa basi, contohnya
“apa kabar?”
(2)
Membicarakan
orang lain atau hal lain, bisa dikatakan dalam tahap ini kedua belah
pihak hanya ngerumpi saja. Dalam tahp ini kedua belah pihak belum mau membuka
dirinya masing-masing, maka terjadilah moment membicarakan hal lain
(3)
Menyatakan gagasan dan pendapat. Dalam
tahap ini 2 orang sudag mau saling membuka diri, mengungkapkan perasaan.
(4)
Tahap
mengemukakan isi hati atau perasaan
(5)
Hubungan
puncak. Pada tahap ini jalinan komunikasi ditandai dengan kejujuran,
keterbukaan dan saling percaya yang mutlak di antara kedua belah pihak.
2. Komunikasi
yang efektif sangat penting bagi manajer, karena proses di mana fungsi
perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, pengendalian dapat
dicapai. Komunikasi biasanya sering terganggu, hal ini dikarenakan masalah
semantik/arti kata, tak adanya umpan balik, saluran komunikasi, gangguan fisik,
perbedaan budaya dan status.
3. Ada pedoman
untuk mendapatkan komunikasi secara efektif bila seseorang mampu mendengarkan
secara aktif, usahakan memberi umpan balik, pembicaraan langsung kepada pokok
masalah, menggambarkan situasi, dan kemampuan meringkas isi pesan.
4. Menurut
pakar American Management Association
ada sepuluh aturan jika ingin berkomunikasi dengan baik, yaitu :
(1)
Menjelaskan konsep/ide anda sebelum
berkomunikasi
(2)
Teliti tujuan sebenarnya dalam berkomunikasi
(3)
Pertimbangkan suasana lingkungan dan waktu
(4)
Hubungan pihak lain
(5)
Waspada atas nada dan isi berita
(6) Komunikasikan seseorag yang membantu dan bernilai
bagi penerima
(7)
Tindak lanjut komunikasi
(8)
Komunikasi untuk waktu yang akan datang
(9)
Tindakan konsisten dengan kata, dan
(10) Menjadilah
pendengar yang baik.
5. Sumber
kegagalan dalam berkomunikasi
Timbulya
kegagalan dalam berkomunikasi sering kali disebabkan oleh adanya kesenjangan
antara apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh si pengirim pesan dengan apa yang
dimaksud oleh penerima.
Menurut
Supratiknya (1995) faktor-faktor penyebab gagalnya komunikasi adalah
(1)Sumber
hambatan yang bersifat emosional dan sosial maupun kultural. Misalnya tidak
suka terhadap seseorang, maka semua kata-katanya ditafsirkan negatif.
(2) Sering
mendengarkan dengan maksud sadar maupun tidak sadar untuk memberikan penilaian
dan menghakimi si pembicara. Akibatnya, seseorang menjadi bersikap defensif.
Artinya, bersikap menutup diri dan sangat berhati-hati dalam mengutarakan
perkataan.
(3) Gagal
mengungkapkan maksud konotatif dibalik ucapanya padahal ia tau arti denotafinya
(4) Tidak saling
memercayai
6. Cara
seseorang mendengarkan dan menanggapi lawan bicaranya sangat penting dalam
berkomunikasi. Agar komunikasi menjadi lebih intim dan pribadi, seseorang perlu
mengomunikasikan kepada lawan bicaranya bahwa ia telah mendengarkan dan
memahaminya.
BAB 5 : SKILL BERKOMUNIKASI ANTARPRIBADI
1. Unsur utama
komunikasi antarpribadi
Disini
tampak bahwa komunikasi antara dua orang memiliki tujuh unsur utama yang mendasarinya, yaitu :
(1) Berbagi
maksud, gagasan dan perasaan yang ada dalam diri pengirim pesan serta bentuk prilaku yang
dipilihnya.
(2) Proses
kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim pesan mengubah gagasan, perasaan dan
maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan
(3) Proses pengiriman pesan kepada penerima
(4) Adanya
saluran atau media melalui apa pesan tersebut dikirimkan
(5) Proses
dekodifikasi pesan oleh si penerima. Penerima menginterpretasikan/ menafsirkan
isi pesan.
(6) Tanggapan
batin oleh penerima pesan terhadap hasil interpretasinya tentang makna pesan
yang ditangkap
(7) Kemungkinan
adanya hambatan (noise) tertentu.
2. Pentingnya
komunikasi antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi sangat penting bagi kebahagiaan hidup seseorang. Johnson (1981)
menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi
dalam rangka menciptakan kebahagiaan
hidup manusia :
(1) Komunikasi
antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial setiap manusia
(2)Identitas
atau jati diri seorang anak terbentuk karena ada komunikasi dengan orang lain
(3)Perbandingan
sosial hanya dapat dilakukan melalui komunikasi dengan orang lain
(4) Kesehatan
mental sebagian besar orang ditentukan oleh komunikasi atau hubunganya dengan
orang lain, lebih-lebih bagi seorang guru yang menjadi tokoh yang sangar
signifikan dan turut memberi pengaruh dalam kehidupan siswanya.
3. Keterampilan
dasar berkomunikasi
Menurut
Johnson (1981), beberapa keterampilan dasar berkomunikasi adalah
(1)Harus mampu saling memahami. Kemampuan
ini mencakup beberapa subkemampuan yaitu sikap percaya, membuka diri, sadar
diri, dan penerimaan diri. Membuka diri kepada orang lain dan mendengarkan
dengan penuh perhatian ketika orang lain sedang membuka diri. Ini adalah cara
yang jitu untuk memulai dan memelihara komunikasi
(2) Harus mampu
mengomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas
(3) Mampu saling
menerima dan saling memberi dukungan atau bahkan saling tolong menolong.
Seseorang harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang
bersifat menolong, yaitu menunjukan sikap memahami dan bersedia membantu sambil
memberikan bimbingan dan contoh seperlunya, agar orang tersebut mampu menemukan
pemecahan masalah yang konstruktif terhadap apa yang sedang dialaminya
(4)
Dicontohkan jika anda seorang guru, seorang
guru harus mampu memecahkan konfilk dan bentuk-bentuk masalah pribadi lainnya
yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain, melalui cara-cara yang
konstruktif. Artinya, dengan cara-cara
yang semakin dekat dengan lawan komunikasi dan menjadikan komunikasi itu
semakin penting untuk menjaga serta mengembangkan kelangsungan hubungan.
4. Kiat terampil
berkomunikasi antarpribadi
(1)Harus
disadari mengapa keterampilan berkomunikasi ini penting dikuasai dan diketahui
manfaatnya bagi semua orang, termasuk bagi seorang guru, kepala sekolah dan
praktisi kependidikan lainnya
(2) Harus
disadari pula arti keterampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk komponen
perilaku yang perlu dikuasai untuk mewujudkan keterampilan tersebut
(3) Harus rajin
mencari atau menemukan situasi-situasi di mana keterampilan tersebut dapat
dipraktikkan
(4) Tidak boleh
segan atau malu meminta bantuan orang lain untuk memantau upaya serta
memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah dicapai maupun kekurangan yang
harus diperbaiki.
(5) Tidak boleh
bosan belajar atau berlatih. Keterampilan berkomunikasi tersebut harus
dipraktikkan terus-menerus
(6) Keseluruhan
latihan tersebut harus dibagi dalam satuan-satuan atau bagian-bagian tertentu,
agar dapat dirasaakn keberhasilan usaha yang telah dikerjakan. Misalnya
berlatih membangun sikap percaya, mengungkapkan pikiran secara jelas,
mendengarkan, dsb
(7) Akan sangat
menolong bila dapat menemukan teman yang dapat diajak sebagai lawan berlatih
(8) Keterampilan
berkomunikasi dengan seluruh komponen atau bagiannya harus terus-menerus
dilatih dan dipraktikkan sampai akhirnya menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari diri seseorang (Johnson,1981)
BAB 6 : MEMBUKA DIRI SAAT BERKOMUNIKASI
1. Lemahnya
prses komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang ada dalam organisasi,
karena masing-masing di antara mereka tidak mau membuka diri atau self disclosure. Membuka diri adalah
pengungkapan reaksi dan tanggapan seseorang terhadap situasi yang sedang
dihadapinya serta memberikan informasi yang relevan tentang peristiwa masa lalu
untuk pemhaman di masa kini (Johnson,1981)
2. Menurut
Johnson (1981), ada beberapa manfaat dan
dampak postitif dari membuka diri terhadap hubungan antarpribadi adalah sbb
:
(1) Membuka diri
merupakan pondasi yang kuat bagi trciptanya hubungan yang sehat antara dua
orang
(2) Semakin
bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan menyukai
diri lawan komunikasinya. Akibatnya kedua belah pihak akan semakin saling
terbuka
(3) Orang yang
rela membuka diri kepada orang lai terbukti cenderung memiliki sifat-sifat
sebagai berikut : kompeten, terbuka, extrovert, fleksibel, adaptif dan
intelegen. Hal ini sebagian dari ciri-ciri orang yang bahagia.
(4) Membuka diri
kepada orang lain merupakan dasar hubungan yang memungkinkan komunikasi yang
intim baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.
(5) Membuka diri
berarti bersikap realistik. Maka, pembukaan diri harus jujur, tulus dan apa adanya.
3. Umpan Balik
Umpan balik
(feedback) dari orang lain yang
dipercaya memang dapat meningkatkan pemahaman diri bagi seseorang yakni
membuatnya sadar pada aspek-aspek diri serta berbagai konsekuensi perilakunya
yang tidak pernah disadari (Johnson,1981)
4. Johnson
(1981) memberikan beberapa kiat atau cara
untuk memberikan umpan balik yang tidak bersifat mengancam :
(1) Sebaiknya
umpan balik diarahkan pada perilaku, bukan pada pribadi prilakunya. Umpan balik
ditujukan pada apa yang telah dilakukan seseorang, bukan menilai kepribadiannya
(2) Sebaiknya
umpan balik diungkapkan dalam bentuk deskripsi atau pelukisan, bukan dalam
bentuk penilaian. Umpan balik menuju pada peritiwa yang nyata terjadi, bukan
menilai bai-buruknya.
(3) Sebaiknya
umpan balik dipusatkan pada perilaku dalam situasi khusus, bukan pada perilaku
yang abstrak.
(4) Sebaiknya
umpan balik diberikan sesegera mungkin, tidak di tunda-tunda. Semakin ditunda,
semakin kurang manfaatnya.
(5) Sebaiknya
mpan balik disampaikan dalam bentuk upaya berbagi perasaan, bukan bentuk
nasihat atau petuah.
(6) Sebaiknya
tidak memaksakan umpan balik kepada orang lain. Umpan balik harus mengabdi pada
kepentingan penerima, bukan kemauan si pemberi.
BAB
7 : MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI
1. Kepercayaan mutlak diperlukan bagi setiap
orang agar komunikasi atau hubungan antarpribadi tumbuh dan berkembang.
Kepercayaan meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
(1) Seseorang
berada dalam situasi di mana pilihan untuk memercayai orang lain yang dapat
menimbulkan berbagai akibat yang menguntungkan maupun merugikan bagi aneka
kebutuhan dan tujuan atau kepentinganya. Jadi, memercayai mengandung unsur
ketergantungan pada perilaku orang lain
(2) Penderitaan
yang timbul akibat kerugian ini akan lebih besar dibandingkan manfaat yang menguntungkan
(3)
Seseorang yang memiliki cukup keyakinan bahwa
orang lain akan berprilaku seperti yang diharapkannya, sehingga menimbulkan
berbagai dampak yang menguntungkan atau merugikan tersebut merupakan suatu
‘risiko’ yang timbul sebagai akibat dari pemberian kepercayaan
è Kesimpulannya, unsur-unsur
kepercayaan dari orang lain perlu ditumbuhkan. Menaruh kepercayaan kepada orang
lain akan menimbulkan risiko atau dampak, baik positif/negatif.
è Bila
pemberian kepercayaan itu sesuai dengan harapan, maka orang tersebut akan
memperoleh dampak positif. Sebaliknya, bila tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka tentu saja akan menimbulkan risiko negatif.
2.
Membangun kepercayaan diri
A. Untuk
membangun suatu hubungan di antara dua orang perlu terlebih dahulu ada rasa saling
memercayai. Hal ini dilakukan pada saat menentukandi mana mereka harus
mengambil risiko dengan cara saling mengungkapkan tentang pikiran, perasaan,
dan reaksi yang lebih banyak terhadap situasi yang sedang dihadapi atau dengan
cara saling menunjukkan peneriman, dukungan dan kerjasama.
B.
Berikut contoh langkah-langkah dalam membangun kepercayaan diri :
(1)
Seseorang klien (siswa bermasalah) mengambil
risiko dengan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan reaksinya terhadap situasi
tertentu kepada orang lain (konselor)
(2)
Konselor harus menanggapinya dengan
penerimaan, dukungan dan kerjasama serta membalas keterbukaan klien dengan
mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksinya terhadap situasi kepada klienya
(mahasiswa bermasalah)
Cara lain untuk membangun
kepercayaan :
(1)
Guru A menunjukkan penerimaan, dukungan dan
kerjasama kepada guru B
(2)
Guru A menanggapinya dengan mengungkapkan
pikiran, perasaan dan reaksi terhadap situasi kepada guru B
è Kesimpulan,
Terjadi timbal balik antara guru A dengan guru B, sehingga kedua belah pihak
saling membangun kepercayaan. Melalui komunikasi antarpribadi inilah
kepercayaan bisa dibangun. Sebaliknya kepercayaan akan sulit dibangun bila di
antara kedua belah pihak tidak menunjukkan penerimaan, dukungan dan kerjasama
yang baik.
BAB 8 : MEMBANGUN KONSEP DIRI
1. Definisi
konsep diri
Ada beberapa
pengertian konsep diri yaitu
·
Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
memengaruhi individu dalam berubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen,
1998).
·
Konsep diri adalah cara individu memandang
dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial, dan spiritual
(Beck, William dan Rawlin, 1986).
·
Konsep diri merupakan faktor yang sangat
penting dan menentukan dalam komunikasi antarpribadi (William D.Brooks, 1976)
2. Konsep diri
terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri positif dan negatif.
A. Konsep diri
positif
Menurut Brooks dan Emmart (1976),
orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai
berikut :
·
Merasa mampu mengatasi masalah
·
Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman
bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan
·
Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman
terhadap pujian atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan
dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya
·
Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan
untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap
kurang
B. Konsep diri
negatif
Sedangkan orang yang memiliki
konsep diri negatif menunjukan karakteristik sebagai berikut :
·
Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan
untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri
·
Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap
berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala
tindakannya perlu mendapat penghargaan
·
Cenderung merasa tidak disukai orang lain.
Perasaan subjektif bahwa setiap orang di sekitarnya memandang dirinya negatif
·
Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan
kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain
·
Mengalami hambatan dalam interaksi dengan
lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang
lain di sekitarnya.
BAB 9 : MENGUNGKAPKAN PERASAAN
1. Peranan
perasaan dalam berkomunikasi
Salah satu sudut pandang yang
paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah kesempatan
untuk saling berbagi perasaan. Mengalami suatu perasaan dan mengungkapkannya
kepada orang lain bukan saja merupakan sumber kebahagiaan, melainkan juga
merupakan salah satu kebutuhan demi kesehatan psikologis seseorang. Dengan
mengalami dan saling berbai perasaan, seseorang menciptakan dan mempertahankan
persahabatan yang intim dengan sesama.
2. Johnson
(1981) mengemukakan suatu model lima tahap pengungkapan
perasaan dalam berkomunikasi dengan orang lain, maka sebenarnya paling
sedikit terjadi lima tahap proses, yaitu :
(1)
Mengamati (sensing)
tingkah laku lawan komunikasi.
(2)
Menafsirkan
(interpreting) semua informasi yang diterima dari lawan komunikasi
(3)
Mengalami
perasaan tertentu (feeling) sebagai reaksi spontan terhadap
penafsiran atas informasi yang diterima lawan komunikasi. Misalnya merasa
kasian pada lawan komunikasi
(4)
Terdorong
untuk menanggapi (intending) perasaan. Jadi sesudah merasa
kasihan timbul dalam diri niat untuk menolong atau menghibur lawan komunikasi
(5)
Mengungkapkan (expresing)
perasaan itu. Seseorang yang merasa kasihan, berniat menghiburnya. Sekalipun
menerima kata-kata keras, justru mendekati dan meneguhkannya sebagai ungkapan
rasa simpati terhadap lawan komunikasi.
3. Akibat yang
timbul bila perasaan tidak diungkapkan
Salah satu faktor yang sering
menjadi penghambat dalam membangun hubungan antarpribadi yang intim adalah
kesulitan mengomunikasikan perasaan.
Aneka masalah dalam komunikasi
muncul terutama bukan karena perasaan yang dialaminya itu sendiri, melainkan
karena ia gagal mengomunikasikannya secara efektif. Perasaan-perasaan itu
justru disangkap, dialihkan, dan disembunyikan.
4.
Berikut ini adalah beberapa akibat yang
mungkin timbul bila perasaan-perasaan tidak disadarinya, tidak diterima atau
tidak diungkapkan secara konstruktif, yaitu
(1)
menyangkal dan menekan perasaan dapat
menciptakan aneka masalah dalam hubungan
antarpribadi
(2)
menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkannya dalam
memahami dan mengatasi aneka masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan
antarpribadi
(3)
menyangkal perasaan dapat meningkatkan
kecenderungan seseorang untuk melakukan persepsi secara selektif
(4)
menekan perasaan dapat menimbulkan distorsi
atau penyimpangan dalam penilaian seseorang
(5)
dalam mengungkapkan perasaan yang tidak
lugas-efektif sering justru tersirat tuntutan-tuntutan tertentu.
5. Mengungkapkan
perasaan secara verbal
Mengungkapkan perasaan secara
verbal adalah dengan menggunakan kata-kata baik secara langsung mendeskripsikan
perasaan yang ada dalam diri seseorang maupun bukan.
6. Mengungkapkan
perasaan nonverbal adalah dengan menggunakan isyarat lain selain dari
kata-kata, misalnya sorot ata, raut wajah, kepalan tinju dan sebagainya.
7. Dalam
mengomunikasikan perasaan, seorang harus benar-benar memerhatikan dan
mengusahakan agar pesan-pesan nonverbal cocok dengan pesan-pesan verbalnya.
Bahkan agar pengungkapan perasaan benar-benar efektif, selain sejalan, maka pesan-pesan
verbal dan nonverbal juga perlu dibuat berlimpah (redundan), saling memperkuat
dan saling melengkapi.
BAB
10 : SALING MENERIMA DAN MENDUKUNG
1. Menanggapi
masalah orang lain
Satu hal yang amat penting yang
harus selalu diingat adalah bahwa seseorang tidak akan pernah dapat memecahkan
masalah (bagi) orang lain. Orang yang bersangkutan sendirilah yang harus
membuat pilihan atau keputusan tentang apa yang akan diperbuatnya untuk
mengatasi masalahnya dan ia sendiri juga yang harus berusaha memahami situasi
yang sedang dihadapinya maupun memahami dirinya sendiri (Supratiknya,1981)
2. Sikap dalam
menanggapi orang lain
Ada lima macam sikap penting yang
sering memengaruhi tanggapan seseorang terhadap orang lain, yaitu :
(1)
Menasihati dan memberikan penilaian
(2)
Menganalisis dan menafsirkan
(3)
Meneguhkan dan memberikan dukungan-bimbingan
(4)
Menanyai dan menyelidiki
(5)
Memparafrasekan dan memahami
3. Pentinglah bagi semua orang untuk belajar
tidak hanya menerima dirinya sendiri, melainkan juga mempelajari cara yang
konstruktif untuk menyimpulkan harga atau nilai diri seorang berdasarkan aneka
informasi yang tersedia tentang dirinya. Penerimaan diri dasar yang tidak
bersyarat umumnya dipandang sebagai cara paling konstruktif untuk menentukan
penerimaan diri.
BAB
11 : MENGELOLA KONFLIK ANTARPRIBADI
Hayoo siapa disini yang pernah menghadapi konflik? hampir semua manusia lah ya pernah menghadapinya.. yuk kita bahas tentang Konflik..
1. Definisi
konflik
Konfik menurut
Cassell Concise (1989) yaitu suatu pertarungan, suatu benturan, suatu
pergulatan;pertentangan berbagai kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan;
pergulatan mental, penderitaan batin
2. Mengapa
terjadi konflik
Setiap orang memiliki perbedaan,
jadi selama ada perbedaan konflik akan selalu muncul. Jangankan antarmanusia,
di dalam diri setiap orang pun pasti sering terjadi konflik. Konflik seperti
ini sering disebut dengan konflik batin, yaitu peperangan antara perasaan
dengan pikiran, keinginan dengan penolakan terutama pada saat seseorang
berusaha melawan hawa nafsunya.
3. Teori
bertingkat tentang konflik
Biasanya didalam suatu organisasi
, tingkat konflik yang terjadi pada top management akan memengaruhi terjadinya
konflik di middle management sampai ke level lower management. Mengapa? Karena
setiap pemimpin biasanya memiliki pengikut dan pengaruh.
4. Strategi
mengatasi konflik
Setiap orang memiliki strategi
masing-masing dalam mengelola konflik. Strategi ini merupakan hasil dari
pengalaman, belajar yang dimulai dari kanak-kanak sampai dewasa.
è Menurut
Johnson, 1981 Ditemukan lima gaya dalam mengelola konflik antar pribadi, yaitu
:
(1) Gaya
kura-kura
Konon kura-kura lebih senang menarik
diri bersembunyi di balik tempurung badanya untuk menghidari konflik. Mereka
cenderung menghindar dari pokok-pokok persoalan maupun dari orang-orang yang
dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik
akan sia-sia. Lebih mudah menarik diri, secara fisik maupun psikologis dari
konflik daripada menghadapinya. Dalam pewayangan sikap semacam ini kiranya
dapat ditemukan dalam figur Baladewa.
(2) Gaya Ikan
Hiu
Ikan hiu senang menaklukkan lawan dan memaksanya menerima solusi konflik
yang ia sodorkan. Baginya, tercapainya tujuan pribadi adalah yang utama,
sedangkan hubungan pihak lain tidak terlalu penting. Baginya, konflik harus
dipecahkan dengan cara satu pihak menang dan satu pihak kalah. Watak ikan hiu
adalah selalu mencari menang dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam
ikan-ikan lain. Dalam pewayanganm sikap ini seperti figur Duruyudana.
(3) Gaya Kancil
Seekor kancil sangat mengutamakan
hubungan dan kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia ingin diterima
dan disukai oleh binatang lain. Ia berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari
demi kerukunan. Sikap konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan.
Konflik harus didamaikan, bukan dipecahkan, agar hubungan tidak menjadi rusak.
Dalam dunia pewayangan sikap ini ditemukan di figur Puntadewa.
(4) Gaya Rubah
Rubah senang
mencari kompromi. Baginya, baik tercapainya tujuan-tujuan pribadi maupun
hubungan baik dengan pihak lain sama-sama cukup penting. Orang yang memiliki
gaya seperti rubah mau mengorbankan sedikit tujuan-tujuannya dan hibungannya
dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.
(5) Gaya Burung
Hantu
Burung hantu sangan mengutamakan tujuan
pribadinya sekaligus hubungannya dengan pihak lain. Baginya, konflik merupakan
masalah yang harus dicari pemecahannya dan pemecahan itu harus sejalan dengan
tujuan-tujuan pribadinya maupun tujuan-tujuan pribadi lawannya.
Baginya
konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang
terjadi di antara dua pihak yang berhubungan. Menghadapi konflik, burung hantu
akan berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak dan mampu
menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul di
dalam kedua pihak akibat konflik tersebut. Dalam pewayangan dapat ditemukan
dalam figur Kresna.
Hayoo kalian
termasuk gaya apa nih kalau sedang menghadapi konflik? Asal jangan Gaya Batu/ The Flash aja ya, hehe
BAB 12 : KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SEBAGAI
BAGIAN DARI SISTEM ORGANISASI
1. Definisi
sistem
Sistem adalah suatu
himpunan suatu ‘benda’ nyata atau abstrak ( a set of thing) yang terdiri dari
bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan,
berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu
kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
Dapat diartikan sistem sebagai perangkat hal-hal tentang proses penyampaian
pesan yang berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu keseluruhan.
2. Komponen
sistem
Littlejohn
mengatakan bahwa suatu sistem terdiri dari empat hal, yaitu :
(1)
Objek adalah
bagian-bagian, elemen-elemen atau variabel-variabel dari sistem. Mereka bisa
jadi berbentuk fisik atau abstrak atau kedua-duanya, tergantung dari sifat
sistem.
(2)
Setiap sistem terdiri dari atribut-atribut, kualitas atau properti
sistem itu dan objek-objeknya.
(3)
Hubungan
internal, hubungan antara anggota sistem yang saling memengaruhi
(4)
Setiap sistem memiliki lingkungan. Sistem tidak hadir dalam suatu kevakumanm tetapi
dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya
Contohnya :
Suatu keluarga adalah contoh yang
baik dari sistem.
Anggota-anggota
keluarga (bapak, ibu, anak, dsb) adalah objek
dari sistem ini. Ciri-ciri mereka sebagai individu adalah atribut-atribut yang ada di dalam diri setiap individu. Interaksi
merekadalam keluarga membentuk hubungan antara anggota-anggotanya. Keluarga juga eksis
dalam lingkungan sosial dan kultural, dan ada pengaruh bersama di antara
keluarga dan lingkungannya. Setiap
anggota keluarga bukanlah orang-orang yang terisolasi, dan hubungan mereka
haruslah diperhitungkan untuk memahami keluarga sebagai suatu unit.
è Dapat
dilihat dari contoh diatas bahwa terdapay komunikasi antarpribadi dari sebuah
sistem.
BAB 13 :
MENILAI HUBUNGAN SAAT BERKOMUNIKASI
(sejujurnya bahasan bab ini berasa berat banget, entah
kenapa udh bolak balik baca susah masuknya, cobain google ternyata banyak yang
bahas dari sisi psikologi. Pantes lieur hehe)
Saya coba sebisanya ya
Intinya kita bisa menilai hubungan saat berkomunikasi
dari lingkungan. Lingkungan yang bermutu
adalah lingkungan yang memberikan kesempatan kepada seorang individu untuk
selalu mengalami pertumbuhan. Perkembangan individu dan hubungan sebaliknya
berkaitan dengan kepuasan rasa diri, dan hubungan yang memuaskan. Ini adalah
produk dari : (1) dukungan positif konsep diri (2) akurasi konsep diri (3)
keterampilan mengelola interaksi
BAB 14 : ETIKA BERKOMUNIKASI (DALAM
ORGANISASI PENDIDIKAN
1. Secara
etimologi istilah etika bermula dari bahasa Yunani, yang akar katanya ‘ethos’. Etika mengandung pengertian watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Dalam bahasa sehari-hari kita sering
menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berprilaku yang baik
yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak
dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur
perilaku profesional seseorang.
2. Tujuan etika dalam komunikasi
Richard L.
Johansen (1996) berpendapat banyak orang beranggapan bahwa dalam sebuah
pembicaraan, kita harus menggunakan etika untuk menghargai dan menghormati
lawan bicara. Kehadiran etika dalam proses berkomunikasi tidak datang dengan
tiba-tiba
è Etika
memiliki 3 tujuan, yaitu :
(1)
Membantu manusia untuk bertindak secara bebas
dan dapat dipertanggungjawabkan
(2)
Membantu manusia mengmbil sikap dan tindakan
secara tepat dalam hidup ini
(3)
Tujuan akhir untuk menciptakan kebahagiaan
(Richard L.Johansen,1996)
3. Reed H,
Blake dan Edwin O.H, 2003, mengatakan ada hal yang bisa kita sepakati bahwa
etika berhubungan dengan moral, sistem tentang bagaiman kita harus hidup secara
baik sebagai manusia.
4. Prinsip-prinsip
etika komunikasi
(1)
Prinsip keindahan
(2)
Prinsip persamaan
(3)
Prinsip kebaikan
(4)
Prinsip keadilan
(5)
Prinsip kebebasan
(6)
Prinsip kebenaran
àKesimpulan :
(1) Dalam
komunikasi antarpribadi penggunaan etika haruslah berhati-hati karena bukanlah
tidak mungkin pemahaman etika kita berbeda dengan pemahaman komunikan.
Kurangnya pemahaman antarsesama dapat memunculkan miss communication yang akan
berujung pada timbulnya berbagai macam prasangka dan salah paham.
(2) Dalam
berbagai macam perbedaan tersebut, kita harus mampu beradaptasi dengan cepat.
Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita pahami dengan benar karena
sebenarnya tidak ada komunikasi yang tidak menggunakan nilai-nilai etika
didalamnya, setiap bentuk komunikasi selalu menggunakan etika walaupun dalam
kadarnya masing-masing sesuai dengan konteks, tujuan dan situasi yang ada.
SEKIAN.
Kesan saya
setelah review buku komunikasi ini :
1. Komunikasi
adalah ilmu yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Baik cabang public
speakingnya, public relation, mass
communication/ komunikasi itu sendiri.
2. Beberapa bagian
terasa ‘berat’ mungkin karena ini ilmu baru buat saya & ada kalanya lebih
enak belajar langsung dr pakarnya ya (mendengarkan langsung bukan baca) hehe
Oya, thanks
to KIMI (Komunitas Ibu Muda Indonesia) yang udah kasih challenge
bulan Desember yaitu Make it Happen. Dimana sesuatu/target
yang harus saya capai yaitu menyelesaikan membaca buku ini & me resume
nya..
Ini bener-bener
jd ajang pemanasan saya untuk melihat apa ilmu komunikasi itu & melatih
saya untuk belajar gak nunda+mager hehe
Akhir kata,
mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Semoga Bermanfaat
ya.. Happy Holidaay!